gue ketrigger untuk nulis postingan ini karna ada suatu kasus dimana salah seorang temen gue curhat tentang dosen di kampusnya yang hobi generalized orang, terlebih lagi cara dia menyampaikan ideanya di media sangat offensive
and i was kind of... 'prihatin' karna individu ini semakin menambah living proof bahwa dengan mengenyam pendidikan tinggi, dengan kemajuan teknologi, tidak serta merta menjadikan seseorang pintar dan bijak dalam bertindak.
Meskipun pada awalnya gue juga adalah seorang yang waktu putus cinta berfikir bahwa "ah semua cowok sama aja, brengsek" atau "pantesan aja si A begini orang asalnya dari suku ini". Namun semakin gue bertumbuh, pergi ke banyak tempat dan bertemu banyak orang gue makin sadar bahwa kita tidak hidup di masyarakat yang hitam dan putih, ada sebuah spektrum di masyarakat kita.
inilah kenapa gue sangat amat menentang seseorang yang menyamaratakan semua hal terutama sifat dan behavior manusia.
Jadi awal kejadianya temen gue pernah mendapati salah seorang dosenya, mengunggah snapgram berisi vidio dia dan temanya yang sedang makan pop mie dengan tulisan "pantesan remed, makananya micin terus sih" intinya gitu. Padahal temen gue itu belum tidur dan makan karna dia harus kuliah sambil kerja dan diwaktu yang sempit dan cuaca yang buruk cuma ada pop mie untuk dimakan
ini juga adalah hal yang gue sesalkan, kenapa ada orang yang hobi spying (menguntit)?
tau gak? kalau orang yang kalian unggah foto atau vidionya itu tau dan gak terima kalian bisa kena sanksi yang gak main-main loh!
despite of memikirkan kenyamanan orang lain, kalian harus punya second thought untuk misalnya vidioin aktifitas orang karna kalian gak tau apa yang sudah dialami orang itu. Seperti teman gue itu contohnya. Please just be respectful to others.
Kemudian karna teman gue merasa tindakan dosenya tidak benar, akhirnya ia mengunggah sebuah teguran yang indirectly ditunjukan bagi dosenya tersebut, dimana menurut gue caranya dia masih sopan dan bisa diterima, tidak ada kata-kata kasar maupun niatan mengintimidasi
namun kemudian, setelah dosenya notice kalo dia disindir dan dosenya tersinggung, dosenya membalas dengan mengunggah juga sesuatu yang mengandung unsur sarcasticism.
ia mengunggah entah opini atau asumsi dari seorang ahli psychologist, gue lupa siapa namanya, berisikan gini "orang-orang yang suka bergonta ganti warna rambut menurut riset adalah orang-orang yang memiliki kecendrungan lebih, mengidap mental illness"
dan sangat-sangat kebetulan, temen gue ini suka gonta ganti warna rambut.
Gue ke-trigger karna
1.dia adalah dosen, which is masih 'guru' yang kalo kata dilan akan digugu dan ditiru, kebiasaan menguntit orang yang gak dia kenal adalah contoh yang necessarily bad, untuk murid-muridnya maupun followers dia yang lain.
2.dengan studi kasus dari si ahli psikologi tersebut, ia men-generalisasi semua orang dengan kebiasaan bergonta ganti warna rambut itu punya gangguan kejiwaan.
Padahal studi mengenai manusia itu sangat kompleks, okay.. i do not take any specific studies about humans or their behavior, tapi cukup dari pengalaman gue bertemu banyak orang, gue sudah cukup paham bahwa nggak ada ilmu pasti yang bisa nge-define humans.
bahkan tes kepribadian aja yang tadinya cuma introvert extrovert sekarang semakin berkembang. So what does it tells you? it tells you that humans are different one another, unpredictable, and unique.
asumsi dan hasil riset mengenai manusia semuanya adalah kecendrungan, mereka mengambil sample dari beberapa manusia dengan latar belakang tertentu, di komunitas tertentu. Even if it's true, dan ada kecendrungan dalam diri manusia tersebut yang membutktikan hasil riset itu benar, tapi mempelajari manusia tidak sesederhana itu. Dan karna satu manusia, satu komunitas atau kelompok bertindak dan memiliki kecendrungan demikian, belum tentu semua manusia sama seperti itu.
Karna itu tadi,
mereka unpredictable
bisa jadi hari ini A besok B, and so on and so far.
Correct me if i'm wrong, tapi sejauh yang gue tau bahkan empirisme dalam ilmu filsafat menerangkan bahwa pengetahuan datang dari pengalaman manusia dan menolak bahwa itu semua datang dari fitrah yang dibawa oleh mereka sejak lahir.
More over, mempelajari kepribadian seseorang tidaklah seperti mempelajari sains
yang hasilnya sudah pasti, bisa dihitung dan diprediksi. it's very hard to understand the complexity of people, jangankan coba mempelajari orang, emang yakin? kalo lo sendiri udah mengenal diri lo dengan baik?
Itulah kenapa, it's very regretful to see those kinds of people. Yang suka generalized orang seenak jidat..
Well, gue gak expect people untuk sependapat dengan gue
Cause basically... di masyarakat yang consist of various background and perspectives ini
Perbedaan pendapat sangat lumrah terjadi, tetapi ketika kita memaksakan pendapat kita terhadap orang lain, sehingga orang lain bisa berpendapat sama dan terjadi keseragaman cara pandang, menurut gue personally disitulah ketidak lumarahan itu terjadi.
Gue bersyukur bahwa gue tumbuh di lingkungan yang tidak toxic, the decision that i made bukanlah hasil dari tekanan society, tapi we need to acknowledge bahwa masih ada banyak lingkungan yang mungkin didalamnya melekat stigma-stigma yang berpengaruh pada keputusan yang diambil seseorang hingga meng-shape dia menjadi individuals yang juga stigmatis.
Seperti melihat bahwa depresi berarti gila, kalau mau sukses harus jadi dokter atau insinyur, wanita tidak capable untuk memimpin dan menuntut ilmu karna nanti nggak ada yang mau nikahin dia karna laki-laku pada minder deketin dia (the hell, this is the most ridiculous thing i've ever heard) dan banyak lagi beliefs di masyarakat yang tercipta akibat anggapan-anggapan yang 'mungkin' benar pada masanya.
ketika informasi sangat minim, kemajuan teknologi belum sepesat saat ini, dan industri kreatif belum berkembang.
Gue tidak mempersalahkan adat maupun sistem yang tercipta di masyarakat sejak lama sehingga menanamkan gagasan-gagasan yang ada di masyarakat saat ini. Gue berpendapat bahwa nggak bisa selamanya kita berpegang pada gagasan-gagasan tersebut seiring berjalanya waktu dan berkembangnya zaman, karna gagasan-gagasan tersebut sudah tidak lagi valid dan relevan.
Segitu dulu, correct me if i'm wrong, thankyou udah baca dan mampir ke blog ini :)
No comments:
Post a Comment