The best way to kill the time, is to enjoy it right?
Jadi kemarin itu gue ngobrol sama Yudho while nungguin film nya mulai, kita mau nonton justice league.
Filmnya mulai pukul 23.00 dan kita masih punya sekitar 30 menit. to avoid jajan jajan (beli popcorn dan junkfood lainya) karna kita lagi ngirit, (haha) akhirnya kita ngobrol-ngobrol aja sambil duduk-duduk di ruang tunggunya CGV gitu, dan tentunya sambil memperhatikan orang lalu lalang dan makan jajanan mereka (Sedih) hahaha.
Topik yang dibahas macam-macam dari nggak penting, sampe nggak penting banget.
Then, gue keinget pertanyaan tante gue di status facebook nya yang gue comment in the previous day.
My aunt write that yesterday, a man asked for her opinion, should he marry a girl who is "wifey-able" (lol is that even a word). this girl is a really nice figure but he doesn't love her at all (perhaps
he literally has no interest at all, no chemistry at all, towards this girl) uhh ohhh!
and it continues
"pria harus jatuh cinta. Wanita cukup percaya, kenapa ? karna pria akan banting tulang dan menjadi tameng, bayangkan kalau itu dilakukan tanpa pondasi tjintahh (re:cinta) betapa lelah dan sakitnya bertahan hidup
(i'm speechless now hahaha). lol, and when i leave a comment on her status, she gave me this question :
I can't tell what is my answer :p
yang jelas memang Islam, sudah membuat parameter untuk kriteria imam dalam rumah tangga,
tapi fenomena cinta buta, cinta mati, itu exist.
Yah, namanya cinta ya, susah sih kalo misalnya udah "insanely in love" gitu, Semua kecacatan dan kejahatan jadi tidak nampak, mungkin bukan karna 'cinta' nya sebenarnya (tapi nafsu), karna manusia sekarang suka me-rename nafsu dengan macam-macam terms.
Then, aku tanya ke Yudho, which one will you choose kalau jadi wanita, karna wanita hanya perlu "percaya".
percaya apakah cinta bisa ditumbuhkan seiring berjalanya waktu (setelah menikah) dengan good guy tersebut,
atau
percaya apakah behaviour (prilaku) si bad guy ini bisa berubah dengan besarnya cinta yang kita miliki (uuuuh)
okay.
so yudho answer issss...."...."
"i'll choose the suami-able person, soalnya dia udah punya husband material yang kayak mengayomi, menyayangi, menafkahi, nantinya juga dengan kasih sayang dia dan prilaku dia ke kamu, kamu bakal luluh, even tho it takes time. let's see.. di skenario yang akan terjadi setelah kamu menikah sama bad guy you insanely in love with, dia nggak punya husband material sama sekali dengann ego nya dia akan bisa nyiksa kamu lahir batin, it's going to harm you in long term, dia ga akan fikir panjang untuk nyakitin kamu meskipun kalian berdua in love.
Lagipula tidak ada yang bisa guarantee kalo bad guy ini bisa berubah, you can say it's also takes time, tapi realistically speaking, kebiasaan dan prilaku nya itu terbentuk entah sudah dari berapa lama, it also takes a lot of effort to change someone's behavior,
you gotta strive to make it happen.
Sedangkan di skenario ketika kamu dengan good guy you doesn't have any feelings for, at least dia nggak akan menyakiti kamu, dia akan memuliakan kamu, dan fikirkan gimana keturunan kalian, figur seorang ayah nantinya akan sangat penting. Therefore i'll choose the husband-able person."
gue : "emang ngga bisa ya kita dapet yang suami-able dan kita cinta"
"possibilities ada, tapi itu too good to be true"
hidup itu antara 'B'irth and 'D'eath wich is 'C' Choice.
jadi kalau kalian? pilih mana?
No comments:
Post a Comment