Disclaimer : it wasn't me being sensitive, but i put a lot of concern in this kind of issue.
menurut gue, pembawaan diri dan first impression itu penting banget! dan salah satu
yang harus di jadikan sebagai bagian dari karakter seseorang.
Tampil atau terdengar presentable aja nggak cukup, manner kita-pun harus
bisa mengimbangi penampilan kita tadi. lagi-lagi ini merupakan bagian dari kecerdasan
emosional. Gaada sih, yang larang lo buat jadi diri lo sendiri
kalo emang lo adalah seseorang yang YOLO dan bodo amat-an sama sekitar, nggak ada
yang ngelarang lo untuk bersikap seenaknya, tapi jangan lupa juga
hak dan kewajiban nggak bisa dipisahin. ketika lo punya hak untuk melakukan itu
lo punya kewajiban untuk take the consequences.
which, society akan sulit menerima dan berbaur sama lo.
1. Agama mengajarkan kita untuk memberi salam, ketika bertemu dengan saudara seagama, dan sedang bertamu.
bukan hanya karna dalam salam tersebut terdapat doa, tetapi juga sebagai bentuk penghargaan terhadap saudara kita. Jadi mengamalkan dan menjadikan pemberian salam sebagai
kebiasaan adalah sesuatu yang sepatutnya dilakukan. Tapi lagi-lagi kita tidak bisa
memaksa orang untuk paham, dan menjadi beradab.
2. Kemudian, Nama.
orang-orang rasanya masih tidak bisa move on dari BBM dan fitur PING!!! nya.
itu juga salah satu yang sangat regretful dari bagaimana seseorang memulai percakapan,
di chat, cenderung beberapa orang tanpa tata krama sering menggunakan huruf "p"
sebagai pengganti fitur notifikasi tersebut.
hal ini rasanya sama dengan memanggil seseorang dengan sebutan "eh"
orang mungkin punya preferensi dan tingkat parameter yang berbeda dalam menilai norma kesopanan.
tapi ini seharusnya sudah menjadi sesuatu yang umum. Orang tentu akan merasa
tidak dihargai ketika seseorang memanggil mereka dengan sebutan, atau bahkan kata "eh."
apalagi kalau mereka tidak dekat dengan orang tersebut, atau baru pertama kali bertemu dan tidak saling mengenal.
ada baiknya kata ini diganti dengan permisi, atau maaf mbak/mas
dan pasti, lawan bicara akan merasa lebih di hargai.
3. Menunggu.
mungkin ada sesuatu yang sangat genting, yang mengakibatkan seseorang butuh respon yang cepat dari seseorang, tetapi ini adalah sebuah tindakan yang luar biasa annoying kalau
ada seseorang mengirikan chat "fast" atau "respon dong" atau "bales kek"
apalagi orang tersebut bukanlah bagian dari inner circle kita.
terkadang menjadi sabar bukanlah sebuah pilihan
kita tidak tahu kegiatan seseorang dan apa yang membuat mereka belum sempat membalas chat kita.
mungkin, itu aja sih cara-cara chat orang yang baru kalian kenal, kakak kelas, dosen, akademisi, teman yang tidak akrab, atau sebaiknya semua orang.
karna sedekat apapun kita dengan teman kita, menjaga manner itu akan lebih baik
ketimbang membuat orang lain kehilangan respect akibat
sikap kita yang tidak cerdas secara emosional! :)
nah gue mau share pengalaman gue, jadi gue di chat sama salah seorang
adik tingkat yang pernah ku mentorin, dan ini sangat-sangat aneh
kita nggak dekat, aku sekedar mentornya dan pertemuan kita juga seminggu sekali
itupun cuma ada 5 pertemuan.
dia save nomer ku, dan pernah suatu hari dia chat gue cuma bilang
"kak"
"punya celana PDL hitam ga?"
gue kaget dong, ya seumur hidup gue gapernah punya celana PDL itu satu, dan yang kedua
gue ngga deket sama ini orang.
kalopun gue punya, apa yang bikin dia berfikir gue akan kasih pinjem dia?
and it's unlikely for me to borrow something from someone that didn't know me.
dan selama hidup gue juga baru kali ini ada orang tidak dikenal meminjam sesuatu ke gue.
dan, lagi.
suatu hari dia chat lagi menanyakan urusan administrasi dan dia pakek kata "fast"
supaya aku cepet respon dia.
dan menurut gue itu sangat amat tidak polite.
semoga kalo kalian baca ini
kalian inget untuk selalu senyum, salam, sapa, sopan, santun
*wow i never thought that what i've learned in OSIS back in junior high is going to be
very useful and change me into who i am right now
cheers!
Monday, December 17, 2018
Saturday, November 10, 2018
Decision
He grab her hands delicately when he knew she was a mistakes.
The risk was taken
He sees the colors on her anyone else couldn’t
He take her in all she is
To keep him company
To travel with
The wind blows like it’s never before
It whispered her name to his, and his to her.
Her helpless body was empty
Her soul was unwanted.
She’s trying her best to deceive her pain
To endure the sorrow
To heal her wound
He is always an instrument to her ballad
She’s music to his ears
She’s a mess
While They promise each other
To be devoted
But
She always knew that she is a regretful decision to be taken
Devastated a long long ago
Collect the pieces and give the remains to him
A lonely road with no hiker
Bird with no wings
Sin to the hell
she solely want him to take her with him.
even though she knew that it's difficult beyond compare
Wednesday, October 17, 2018
MENDADAK TOUR GUIDE
Hai! telat banget sih blog post ini
tapi yaudah better late than never. Jadi, selama 3 hari 2 malam Nada disini gue nggak
pergi ke banyak tempat waktu itu karna memang waktu nya sedikit tapi
lumayan lah kalo kalian butuh referensi jalan-jalan yang deket-deket dijogja
Day 1
gue sama Nada, pergi ke pantai samas. Letaknya itu di selatan Jogja
pokoknya cari aja di google maps pasti nemu.
Gue waktu itu pingin banget foto di taman bunga matahari yang lagi hits banget kan di instagram
akhirnya kita mampir dan foto-foto bentar
kita jalan jam 9-an gitu, terus sampe sama jam 10.30
dan emang lagi panas-panasnya.
untuk bisa masuk ke kebun bunga matahari, cukup bayar 5000 aja sepuasnya!
Terus, karna udah di kompleks pantai samas, yaudah sekalian deh mampir ke pantainya
tengah hari itu juga, sekitar jam 12.00
pulang pulang tanned deh :)
setelah perjalanan panjang, panas, dan melelahkan akhirnya kita stopping by buat makan eskrim di tempo gelato. Harga satu cone ice cream, sekitar 25,000 tapi sangat worth it dan menurut aku cukup terjangkau, apalagi tempatnya lucu
Day 2
hari berikutnya, kita ke taman sari karna Nada penasaran banget sama tempat pemandian nya. dan kita berangkat udah agak siang.
kalo kata dilan, jangan ke taman sari siang-siang, panas. Kamu nggak akan kuat.
masuknya gue lupa berapa, harusnya 5000 tapi seinget gue ada biaya tambahan kalo bawa kamera digital
Tadinya kita mau foto di masjid bawah tanah, cuman rame banget bo. Maklum. weekend.
Yaudah akhirnya setelah dari sini karna gue ada urusan, Nada nemenin gue dan kita pulang.
Untuk makan pagi, siang, malam. Kita random sih makan nya paling disekitar kos gue di daerah condong catur atau tempat wisata yang lagi kita kunjungin dan relatif murah range 12000-20000
hari terakhir gue sama Nada tepar gitu, kita cuma istirahat aja terus malamnya gue anter Nada ke malioboro buat ketemu rombongan nyokapnya dan doi besoknya bakal balik ke jakarta
Tuesday, October 16, 2018
PORTOFOLIOS!
feel bad about leaving blog for so long and come back with cheesy blog post, so i'll share some of my artworks to you my dear readers
![]() |
harry potter! i print this out on a t-shirt which you can see on @great.tivity instagram account! yuhuu |
![]() |
i don't remember why i'm drawing this, the angel looks like banana. |
![]() |
this is blaire waldorf (idk whether i'm typing her name correctly) |
![]() |
this is one of my friend, quite famous, found her on instagram @indinesia |
![]() |
this is isyana, obviously |
![]() |
she's maya shabirina, lot of thanks for her to let me practicing from her pict. And yes, i draw a lot of yudhoS here. enjoy hahaha |
Tuesday, July 31, 2018
Hi! welcome
My name is Rindana Zulfasari Afifatus Sulha, but people call me Riri. born in 1997, owner of @grat.tivity custom clothing, and @hameema.id for the musleema casual and sporty look, as for my art you can take a look at @greativity.painting for testimonials and stuff, and uploaded some of the commission works i got which i didn't upload on my personal account.
i'm currently living in jogja to study computer science, specifically in multimedia and design.
not only studying in a private university, making and selling stuff. i'm also receiving jobs to lead some ceremonies and events. For me, speaking in front of the audiences is challenging, yet also fun at the same time.
People define me as an extrovert,
yet to recharge my energy after working with a lot of tiring people
i'll spend my spare time by locked myself out in my room hmm, i'm not that type of party animal, or a concert girl. I'll go out with people when i really wanted to, and it supposed to be me, the one who asking the person to go out. I really am, appreciating 'me time' that much. I prefer a quality time with my dearest laptop, editing my blog, writing, drawing, spending hours and hours watching youtube, or films. When anybody else watching netflix and the other cool stuff, i lay on ma bed 24h watching Kdrama or bollywood. sounds cheesy right? but i don't care, i love it!
so yeah, i think it's kinda unfair to tell whether people is extrovert or introvert in the beginning, cause i believed that everyone always need their own space and having their own privacy. There's always a time when they think they would like to spend their time alone, and there's also times when they wanted to be surrounded by people.
Now let's talk about hobby..
which is why i created this blog in the very first place.
Well, i got a lot of hobby.. i'm tryna a lot of new things just to discover my talent.
i love drawings and any kinds of art since i was a girl. starting from a random doodles on the wall to digital.
i was both a singer and dancer too back in the day, when girl groups rock Indonesia's entertaiment industry. Me and my gang have some kind of obsession about being a girlband. But as the time goes by, those hobbies are also fade away, and the only thing that i'm still doing is drawing. Therefore here i am, following my passion. And learn multimedia which i hope it's the right path for me. As my boyfie currently told me that i'm terrible at dancing, and my singing voice is super annoying. He told me that i'm supposed to focus on something that i really interested in.
The main reason, why i'm fallin in love with drawing, is because drawing has always been an escape mechanism for me whenever i caught in a bored-ass situation, to express my feelings (since i'm the moodiest person alive), and when i feels like i don't have anyone to talk to.. it's like.. the paper or canvass, or the screen is responding to my sorrow. (dramatic-af) but.. yeah.. that's what i felt.
Hence, be prepared for a lot of posts about my artworks,and the story behind that art it self
Next, Food! ofc right?
but if you think that i'll do mukbang, nope
first, i can't eat insanely large portion of foods. Second i can't afford the food for mukbang anyway
since i'm living in jogja, and jogja is one of the richest place in Indonesia for culinary.
i can't help but trying new dishes, and snacks, i found in here. (not all of them, cause i'm also picky for food. like.. i don't really eat all kinds of veggies or fish.. something like that) mostly something i didn't found in jakarta.
And, the last but not least is writing.
Ever since i was an elementary school stud, i love to write, i love to play scenarios inside my head, and put them on paper, then turn them into a comic book. i have series of horror story on my father's PC back then.
I also love to ask questions, and heard people's answer, it gave me a lot of new point of view, but unfortunately my friends didn't like me being 'nanya-nanya mulu' when they were presenting their work in class. they often tell me not to ask something that they can't answer..
i didn't do it on purpose-_- guys.. soorrry.
then, in the university, i joined english debating club.. and i think i found another hobby, even tho i'm not really good at writing, especially in english. but debate turns out to be a good choice .
cause i think i improved a lot in many ways.
I happened to write several issues based on my point of view, as neutral as possible, and write down my conversation with inspiring people which hopefuly can inspire you all, readers. As well.
Hopefuly you'll enjoy reading my blog posts as i enjoyed writing them.
Thursday, April 5, 2018
Random Talks | Conservatives and moderates? diskriminasi antar umat "SE-AGAMA" (tolong baca sampai selesai)
disclaimer : Postingan ini pure opini, dan keresahan gue terhadap prilaku sebagian muslim. Tidak bermaksud menyama ratakan, hanya memberi gambaran. Argumen-argumen ini diharapkan dapat menjadi friendly reminder, kepada agen-agen muslim diluar sana, tentang bagaimana sebaiknya kita menyampaikan hal-hal baik dan mengajak pada kebaikan dengan cara yang baik, agar dapat diterima baik juga. Karna informasi dan himbauan yang tujuanya sebaik apapun, akan sia-sia kalau tidak diterima dengan baik oleh orang lain.
This is what i have in mind for such a long-long time ago. Sejak gue SMA, dan memutuskan untuk benar-benar berjilbab. Dari SMA sampai sekarang jilbab gue masi selembaran, masih di bentuk macam-macam, dan kadang belum menutup dada, gue masih gokil-gokilan sama sahabat-sahabat cowok, dan masih punya pacar bahkan sampai sekarang. I won't deny the fact that jilbab seharusnya bukan selembar kain saja, ada tanggung jawab besar yang kemudian datang bersama komitmen memakai jilbab, gue sadar akan hal itu.
Gue sendiri masih terus belajar, dan berusaha membiasakan diri, untuk tampil sebagaimana mustinya (sesuai syariat). Tapi memang, hal itu sulit. Kalau diibaratkan ya.. sebuah perjalanan panjang. Bahkan sampai saat hati benar-benar mantap mengenakan jilbab, ada berbagai macam kejadian yang melatar belakangi keputusan besar itu. Definitely! it's a big deal for me.
Begitu pula orang lain, kita tidak bisa memakai parameter diri kita, untuk mengukur perjalanan orang lain. Mungkin lo mengalami perjalanan indah dari sleman ke gunung kidul, lancar, aman, cepet karna naik mobil. Tapi orang lain mungkin harus naik motor panas-panasan, ban nya bocor, hampir nabrak. Dan ekstrimnya sebagian lagi jalan kaki kesana. Meski tujuan nya sama. prosesnya beda-beda. Semua orang tanpa terkecuali pasti sampai pada titik balik kehidupanya.
Gue punya banyak teman akrab yang tingkatan religiusnya dari teri sampai kakap. Yang giat kajian, dan pengurus organisasi keislaman, mereka fun, dan gue senang sekali sharing-sharing sama mereka masalah agama, karna gue-pun fakir ilmu..
But then again... ada aja orang yang super salty, kalo liat orang-orang macem gue gini. Sering dapet omongan nyinyir dibelakang seputar jilbab dan lingkaran pergaulan gue,
ada yang lebih ekstrim dengan nyindir-nyindir gue di media sosial.
Tidak salah mengajak pada kebaikan, dan gue-pun tidak menghakimi mereka yang berpakaian sesuai dengan ketentuan. Tapi yang kurang baik adalah ketika kamu merasa sudah setingkat diatas orang lain, sehingga mudah mengkafir-kafir kan orang lain. Naudzubillah.
Di akun instagram gue, gue sempat berbagi pandangan gue mengenai orang-orang semacam ini, ternyata sebagian besar bisa relate dan pernah juga mengalami. Hal ini benar-benar membuat resah.
Nabi Muhammad SAW saja mengatakan bahwa islam itu damai, dan selalu berdakwah dengan cara yang lembut. Gue selalu goosebumps denger cerita tentang beliau, dimana beliau menyuapi seorang kafir yang buta, yang terus mencaci maki beliau. Hingga akhirnya sang buta sadar dan mengucap syahadat, buah dari kelembutan dan kesabaran beliau.
Sebagai agen-agen muslim, yang terjun langsung di masyarakat, hendaknya kita menampilkan sisi tersebut, santun, ramah, dan tidak judgemental. Bayangkan betapa sedihnya kalau kita mendapat perlakuan diskriminatif dari seseorang yang tidak seiman dengan kita, tapi lebih sakit lagi kalau mendapat perlakuan seperti itu dari orang yang sama-sama mengimani ajaran Al-Quran, yang juga menyembah Allah, dan merindukan rasul-rasul-Nya.
Seorang teman, berkata "lebih baik sakit diingatkan daripada sakit dicambuk dineraka". Betul, tapi bagaimana orang yang diingatkan itu akan tergerak hatinya kalo approach nya aja dari awal sudah kasar, terkesan melecehkan bahkan terdengar seperti kecaman :
Jadi, seorang kakak senior datang bercerita tentang pengalamanya. Seorang pegawai ditempat ia magang, mendatanginya dan tiba-tiba menceramahinya, mengeluarkan sebuah dalil mentah-mentah dihadapanya, dan memberinya kecaman, "pilihanya cuma 2 : kamu sebagai muslim ikuti semua ajarannya, sepenuhnya. atau tinggalkan saja kalau memang tidak bisa mengikuti semua ajaranya".
Kalau dianalisis, mari kita berasumsi bahwa niat si bapak baik, mengajak pada kebaikan. Tetapi cara yang ia gunakan sama sekali tidak benar. Alih-alih kakak senior gue tergerak, justru dia jadi merasa terhina dan trauma. Belum lagi dalil "berpakaian tapi telanjang" yang langsung dilontarkan oleh si bapak terhadap senior gue. Bukanya dalil tersebut tersampaikan makna nya dengan baik, justru membuat senior gue merasa dilecehkan.
hal ini seperti menjustifikasi tindak kekerasan atau terorisme.
membenarkan tindakan barbar yang dilatar belakangi keyakinan terhadap suatu ajaran (apapun agamanya).
Bagaimana caranya kita menunjukan bahwa kita adalah umat beragama yang santun dan cinta damai kalau perlakuan kita terhadap saudara seiman saja sudah seperti itu?
urusan internal harus dibenahi terlebih dulu. As i would say. Sikap mental positif antar umat seagama harus ditumbuhkan terlebih dahulu.
Setelah gue minta izin ke senior gue untuk berbagi ceritanya, dan ia mengizinkan. Ada banyak tanggapan yang masuk ke gue. segelintir bahkan juga pernah mengalami hal serupa
Sekali lagi, ini bukan salah syariat, ataupun ajaran islamnya, tapi kitalah sebagai penganutnya, perantaranya, sebagai media transfer knowledgenya. Yang harus sadar, bahwa setiap orang punya perasaan, bukan masalah baper (re : bawa perasaan) tapi ini masalah etika. Cara orang menerima dan men-digest sebuah informasi akan berbeda.
Not to mention, ketika lo akan menyampaikan sesuatu ke orang yang lo gak kenal atau baru kenal. Bahkan ke orang yang sudah akrab pun ada tata cara yang baik menyampaikan kritik dan saran.
Apalagi kalau tujuan kita berdakwah mengajak pada kebaikan.
bukankah sebaiknya kita mencicipi kata-kata yang akan kita lontarkan terlebih dahulu? kalau ada cara yang baik kenapa harus dengan cara yang tidak baik? sebuah catatan bagi diri sendiri dan siapapun yang membaca postingan ini, semoga kita selalu menginspirasi orang dengan cara-cara yang santun.
Bukan kapasitas kita menilai tingkat keimanan seseorang, diterima atau tidaknya suatu amalan
itu adalah urusan Allah SWT. Sama sekali bukan urusan kita.
akhir kata, terimakasih sudah membaca
semoga mendapat syafaatnya
dan semoga kita menjadi agen muslim sejati yang santun,
yang baik, sehingga bisa menggerakan hati sesama kita menjadi pribadi yang
lebih baik.
Aaamiiiin Allahuma aaaamiiiiin.
Thursday, February 22, 2018
Random Talks | STOP NYAMA-NYAMAIN ORANG!
gue ketrigger untuk nulis postingan ini karna ada suatu kasus dimana salah seorang temen gue curhat tentang dosen di kampusnya yang hobi generalized orang, terlebih lagi cara dia menyampaikan ideanya di media sangat offensive
and i was kind of... 'prihatin' karna individu ini semakin menambah living proof bahwa dengan mengenyam pendidikan tinggi, dengan kemajuan teknologi, tidak serta merta menjadikan seseorang pintar dan bijak dalam bertindak.
Meskipun pada awalnya gue juga adalah seorang yang waktu putus cinta berfikir bahwa "ah semua cowok sama aja, brengsek" atau "pantesan aja si A begini orang asalnya dari suku ini". Namun semakin gue bertumbuh, pergi ke banyak tempat dan bertemu banyak orang gue makin sadar bahwa kita tidak hidup di masyarakat yang hitam dan putih, ada sebuah spektrum di masyarakat kita.
inilah kenapa gue sangat amat menentang seseorang yang menyamaratakan semua hal terutama sifat dan behavior manusia.
Jadi awal kejadianya temen gue pernah mendapati salah seorang dosenya, mengunggah snapgram berisi vidio dia dan temanya yang sedang makan pop mie dengan tulisan "pantesan remed, makananya micin terus sih" intinya gitu. Padahal temen gue itu belum tidur dan makan karna dia harus kuliah sambil kerja dan diwaktu yang sempit dan cuaca yang buruk cuma ada pop mie untuk dimakan
ini juga adalah hal yang gue sesalkan, kenapa ada orang yang hobi spying (menguntit)?
tau gak? kalau orang yang kalian unggah foto atau vidionya itu tau dan gak terima kalian bisa kena sanksi yang gak main-main loh!
despite of memikirkan kenyamanan orang lain, kalian harus punya second thought untuk misalnya vidioin aktifitas orang karna kalian gak tau apa yang sudah dialami orang itu. Seperti teman gue itu contohnya. Please just be respectful to others.
Kemudian karna teman gue merasa tindakan dosenya tidak benar, akhirnya ia mengunggah sebuah teguran yang indirectly ditunjukan bagi dosenya tersebut, dimana menurut gue caranya dia masih sopan dan bisa diterima, tidak ada kata-kata kasar maupun niatan mengintimidasi
namun kemudian, setelah dosenya notice kalo dia disindir dan dosenya tersinggung, dosenya membalas dengan mengunggah juga sesuatu yang mengandung unsur sarcasticism.
ia mengunggah entah opini atau asumsi dari seorang ahli psychologist, gue lupa siapa namanya, berisikan gini "orang-orang yang suka bergonta ganti warna rambut menurut riset adalah orang-orang yang memiliki kecendrungan lebih, mengidap mental illness"
dan sangat-sangat kebetulan, temen gue ini suka gonta ganti warna rambut.
Gue ke-trigger karna
1.dia adalah dosen, which is masih 'guru' yang kalo kata dilan akan digugu dan ditiru, kebiasaan menguntit orang yang gak dia kenal adalah contoh yang necessarily bad, untuk murid-muridnya maupun followers dia yang lain.
2.dengan studi kasus dari si ahli psikologi tersebut, ia men-generalisasi semua orang dengan kebiasaan bergonta ganti warna rambut itu punya gangguan kejiwaan.
Padahal studi mengenai manusia itu sangat kompleks, okay.. i do not take any specific studies about humans or their behavior, tapi cukup dari pengalaman gue bertemu banyak orang, gue sudah cukup paham bahwa nggak ada ilmu pasti yang bisa nge-define humans.
bahkan tes kepribadian aja yang tadinya cuma introvert extrovert sekarang semakin berkembang. So what does it tells you? it tells you that humans are different one another, unpredictable, and unique.
asumsi dan hasil riset mengenai manusia semuanya adalah kecendrungan, mereka mengambil sample dari beberapa manusia dengan latar belakang tertentu, di komunitas tertentu. Even if it's true, dan ada kecendrungan dalam diri manusia tersebut yang membutktikan hasil riset itu benar, tapi mempelajari manusia tidak sesederhana itu. Dan karna satu manusia, satu komunitas atau kelompok bertindak dan memiliki kecendrungan demikian, belum tentu semua manusia sama seperti itu.
Karna itu tadi,
mereka unpredictable
bisa jadi hari ini A besok B, and so on and so far.
Correct me if i'm wrong, tapi sejauh yang gue tau bahkan empirisme dalam ilmu filsafat menerangkan bahwa pengetahuan datang dari pengalaman manusia dan menolak bahwa itu semua datang dari fitrah yang dibawa oleh mereka sejak lahir.
More over, mempelajari kepribadian seseorang tidaklah seperti mempelajari sains
yang hasilnya sudah pasti, bisa dihitung dan diprediksi. it's very hard to understand the complexity of people, jangankan coba mempelajari orang, emang yakin? kalo lo sendiri udah mengenal diri lo dengan baik?
Itulah kenapa, it's very regretful to see those kinds of people. Yang suka generalized orang seenak jidat..
Well, gue gak expect people untuk sependapat dengan gue
Cause basically... di masyarakat yang consist of various background and perspectives ini
Perbedaan pendapat sangat lumrah terjadi, tetapi ketika kita memaksakan pendapat kita terhadap orang lain, sehingga orang lain bisa berpendapat sama dan terjadi keseragaman cara pandang, menurut gue personally disitulah ketidak lumarahan itu terjadi.
Gue bersyukur bahwa gue tumbuh di lingkungan yang tidak toxic, the decision that i made bukanlah hasil dari tekanan society, tapi we need to acknowledge bahwa masih ada banyak lingkungan yang mungkin didalamnya melekat stigma-stigma yang berpengaruh pada keputusan yang diambil seseorang hingga meng-shape dia menjadi individuals yang juga stigmatis.
Seperti melihat bahwa depresi berarti gila, kalau mau sukses harus jadi dokter atau insinyur, wanita tidak capable untuk memimpin dan menuntut ilmu karna nanti nggak ada yang mau nikahin dia karna laki-laku pada minder deketin dia (the hell, this is the most ridiculous thing i've ever heard) dan banyak lagi beliefs di masyarakat yang tercipta akibat anggapan-anggapan yang 'mungkin' benar pada masanya.
ketika informasi sangat minim, kemajuan teknologi belum sepesat saat ini, dan industri kreatif belum berkembang.
Gue tidak mempersalahkan adat maupun sistem yang tercipta di masyarakat sejak lama sehingga menanamkan gagasan-gagasan yang ada di masyarakat saat ini. Gue berpendapat bahwa nggak bisa selamanya kita berpegang pada gagasan-gagasan tersebut seiring berjalanya waktu dan berkembangnya zaman, karna gagasan-gagasan tersebut sudah tidak lagi valid dan relevan.
Segitu dulu, correct me if i'm wrong, thankyou udah baca dan mampir ke blog ini :)
and i was kind of... 'prihatin' karna individu ini semakin menambah living proof bahwa dengan mengenyam pendidikan tinggi, dengan kemajuan teknologi, tidak serta merta menjadikan seseorang pintar dan bijak dalam bertindak.
Meskipun pada awalnya gue juga adalah seorang yang waktu putus cinta berfikir bahwa "ah semua cowok sama aja, brengsek" atau "pantesan aja si A begini orang asalnya dari suku ini". Namun semakin gue bertumbuh, pergi ke banyak tempat dan bertemu banyak orang gue makin sadar bahwa kita tidak hidup di masyarakat yang hitam dan putih, ada sebuah spektrum di masyarakat kita.
inilah kenapa gue sangat amat menentang seseorang yang menyamaratakan semua hal terutama sifat dan behavior manusia.
Jadi awal kejadianya temen gue pernah mendapati salah seorang dosenya, mengunggah snapgram berisi vidio dia dan temanya yang sedang makan pop mie dengan tulisan "pantesan remed, makananya micin terus sih" intinya gitu. Padahal temen gue itu belum tidur dan makan karna dia harus kuliah sambil kerja dan diwaktu yang sempit dan cuaca yang buruk cuma ada pop mie untuk dimakan
ini juga adalah hal yang gue sesalkan, kenapa ada orang yang hobi spying (menguntit)?
tau gak? kalau orang yang kalian unggah foto atau vidionya itu tau dan gak terima kalian bisa kena sanksi yang gak main-main loh!
despite of memikirkan kenyamanan orang lain, kalian harus punya second thought untuk misalnya vidioin aktifitas orang karna kalian gak tau apa yang sudah dialami orang itu. Seperti teman gue itu contohnya. Please just be respectful to others.
Kemudian karna teman gue merasa tindakan dosenya tidak benar, akhirnya ia mengunggah sebuah teguran yang indirectly ditunjukan bagi dosenya tersebut, dimana menurut gue caranya dia masih sopan dan bisa diterima, tidak ada kata-kata kasar maupun niatan mengintimidasi
namun kemudian, setelah dosenya notice kalo dia disindir dan dosenya tersinggung, dosenya membalas dengan mengunggah juga sesuatu yang mengandung unsur sarcasticism.
ia mengunggah entah opini atau asumsi dari seorang ahli psychologist, gue lupa siapa namanya, berisikan gini "orang-orang yang suka bergonta ganti warna rambut menurut riset adalah orang-orang yang memiliki kecendrungan lebih, mengidap mental illness"
dan sangat-sangat kebetulan, temen gue ini suka gonta ganti warna rambut.
Gue ke-trigger karna
1.dia adalah dosen, which is masih 'guru' yang kalo kata dilan akan digugu dan ditiru, kebiasaan menguntit orang yang gak dia kenal adalah contoh yang necessarily bad, untuk murid-muridnya maupun followers dia yang lain.
2.dengan studi kasus dari si ahli psikologi tersebut, ia men-generalisasi semua orang dengan kebiasaan bergonta ganti warna rambut itu punya gangguan kejiwaan.
Padahal studi mengenai manusia itu sangat kompleks, okay.. i do not take any specific studies about humans or their behavior, tapi cukup dari pengalaman gue bertemu banyak orang, gue sudah cukup paham bahwa nggak ada ilmu pasti yang bisa nge-define humans.
bahkan tes kepribadian aja yang tadinya cuma introvert extrovert sekarang semakin berkembang. So what does it tells you? it tells you that humans are different one another, unpredictable, and unique.
asumsi dan hasil riset mengenai manusia semuanya adalah kecendrungan, mereka mengambil sample dari beberapa manusia dengan latar belakang tertentu, di komunitas tertentu. Even if it's true, dan ada kecendrungan dalam diri manusia tersebut yang membutktikan hasil riset itu benar, tapi mempelajari manusia tidak sesederhana itu. Dan karna satu manusia, satu komunitas atau kelompok bertindak dan memiliki kecendrungan demikian, belum tentu semua manusia sama seperti itu.
Karna itu tadi,
mereka unpredictable
bisa jadi hari ini A besok B, and so on and so far.
Correct me if i'm wrong, tapi sejauh yang gue tau bahkan empirisme dalam ilmu filsafat menerangkan bahwa pengetahuan datang dari pengalaman manusia dan menolak bahwa itu semua datang dari fitrah yang dibawa oleh mereka sejak lahir.
More over, mempelajari kepribadian seseorang tidaklah seperti mempelajari sains
yang hasilnya sudah pasti, bisa dihitung dan diprediksi. it's very hard to understand the complexity of people, jangankan coba mempelajari orang, emang yakin? kalo lo sendiri udah mengenal diri lo dengan baik?
Itulah kenapa, it's very regretful to see those kinds of people. Yang suka generalized orang seenak jidat..
Well, gue gak expect people untuk sependapat dengan gue
Cause basically... di masyarakat yang consist of various background and perspectives ini
Perbedaan pendapat sangat lumrah terjadi, tetapi ketika kita memaksakan pendapat kita terhadap orang lain, sehingga orang lain bisa berpendapat sama dan terjadi keseragaman cara pandang, menurut gue personally disitulah ketidak lumarahan itu terjadi.
Gue bersyukur bahwa gue tumbuh di lingkungan yang tidak toxic, the decision that i made bukanlah hasil dari tekanan society, tapi we need to acknowledge bahwa masih ada banyak lingkungan yang mungkin didalamnya melekat stigma-stigma yang berpengaruh pada keputusan yang diambil seseorang hingga meng-shape dia menjadi individuals yang juga stigmatis.
Seperti melihat bahwa depresi berarti gila, kalau mau sukses harus jadi dokter atau insinyur, wanita tidak capable untuk memimpin dan menuntut ilmu karna nanti nggak ada yang mau nikahin dia karna laki-laku pada minder deketin dia (the hell, this is the most ridiculous thing i've ever heard) dan banyak lagi beliefs di masyarakat yang tercipta akibat anggapan-anggapan yang 'mungkin' benar pada masanya.
ketika informasi sangat minim, kemajuan teknologi belum sepesat saat ini, dan industri kreatif belum berkembang.
Gue tidak mempersalahkan adat maupun sistem yang tercipta di masyarakat sejak lama sehingga menanamkan gagasan-gagasan yang ada di masyarakat saat ini. Gue berpendapat bahwa nggak bisa selamanya kita berpegang pada gagasan-gagasan tersebut seiring berjalanya waktu dan berkembangnya zaman, karna gagasan-gagasan tersebut sudah tidak lagi valid dan relevan.
Segitu dulu, correct me if i'm wrong, thankyou udah baca dan mampir ke blog ini :)
Friday, February 9, 2018
Mama, tadi malam aku sulit tidur.
Mama, tadi malam aku sulit tidur.
Aku menangis, tidak tau menangisi apa.
Entah, meratapi dosa-dosa ku kepada mama, membayangkan sesuatu yang buruk terjadi
pada mama dan papa, ataukah karna berat rasanya aku kembali ke perantauan?
Aku menatap kosong ke wajah mama yang terlelap, mau mencium kening
saja, aku tak kuasa.. apalagi kalau harus membangunkan mama.
Tak kuasa.. karna aku malu kalau mama melihat aku menangis tersedu-sedu
Meski kenyataanya mama selalu lihat aku menangis..
karna bermusuhan dengan teman, patah hati, atau sekedar karna habis nonton drama korea
Ah, mama... selalu mama yang menyeka air mataku.
Tidak ada yang menggambarkan kedekatanku dengan mama..
Lebih dari sekedar ibu dan anak gadisnya.
Kami menyimpan banyak rahasia bersama,
Mama adalah tempatku berkeluh kesah begitu pula sebaliknya.
Mama selalu ikut serta dalam setiap pengambilan keputusan
Bahkan saat aku bingung harus makan atau mandi dulu.
Mama nggak pernah marah aku bangun siang
Mama nggak malu aku gak lolos ujian masuk PTN
Mama selalu jadi orang pertama yang mendukung dan memberi modal
untuk bisnis-bisnis ku yang ingin aku coba dan nggak pernah ditagih lagi.
Mama yang selalu belain aku kalau aku dimarahin papa waktu SMA dulu.
Mama yang selalu kasih masukan soal gambarku dan
Mama juga lah yang dari dulu menyeleksi cowok cowok yang ingin dekat sama aku.
Meskipun dulu aku ngelawan terus, mama ngga pernah bosan menegur, mengingatkan dan mendoakan supaya hatiku bisa luluh.
Pokoknya, nggak akan cukup kalau aku harus menceritakan tentang mama.
Mungkin, itulah yang membuat aku se-emosional ini kalau dengar lagu-lagu, puisi, cerita dan ceramah tentang ibu.
Karna.. Sebegitu luar biasanya sosok mama untuk aku.
Tidak hanya mama, papa juga tak kalah hebat.
Meskipun papa hobi ngarang cerita, punya bias politik, dan seringkali nyebelin
Tapi papa adalah sosok yang sangat inspiratif.
Mungkin nggak banyak yang tau, aku dekat sekali sama papa.
Waktu umurku lima, aku jadi tempat curhatnya
Aku sampai pernah tanya ke guru ngajiku, solusi apa yang sebaiknya aku beri ke papa supaya papa nggak sedih lagi.
Kemudian saat aku SD sampai SMP aku sering diajaknya ke mangga dua, lihat-lihat komputer rakitan, aku sering memperhatikanya memasang software dan hardware ini itu, sayangnya ingatan itu melekat cuma sedikit.
Lalu papa belikan aku CD-DVD permainan dan dia ajarin aku cara menginstallnya,
Papa belikan aku dan adiku PS2 dan seringkali kami main sampai pagi.
Papa juga sangat suportif, ketika tau aku mau jadi pebisnis
Seperti dirinya...
Tapi, justru waktu SMA aku sering bertengkar sama papa karna aku dan papa sama sama gak mau ngalah dan gak mau salah.. ah, terlalu banyak sesal yang berlalu begitu saja.
Aku memperhatikan wajah mereka yang sudah mulai banyak kerutanya, flek-hitam, dan rambutnya.. sudah mulai memutih
Aku mulai terenyuh, ada rasa sesal yang teramat sangat mengingat aku belum jadi apa apa dan siapa-siapa... ada ketakutan.. kalau kalau mereka dipanggil yang maha kuasa sebelum sempat aku bahagiakan...
Aku tidak siap dan tidak akan pernah siap!
Nanti siapa yang menyeka air mataku? Mengajariku mengemudi? Berdebat soal politik? Diskusi tentang berbagai masalah dan bergosip? Nanti siapa yang minta cariin baju di instagram? Siapa yang ajari aku ini itu?
Kepada siapa aku harus bersandar?
Mama, papa.. tadi malam aku tidak bisa tidur...
Aku menyadari betapa selama ini kalian sayang aku.. dan aku sayang kalian..
Mama, papa... tadi malam aku tidak bisa tidur...
Aku menangis, tidak tau menangisi apa.
Entah, meratapi dosa-dosa ku kepada mama, membayangkan sesuatu yang buruk terjadi
pada mama dan papa, ataukah karna berat rasanya aku kembali ke perantauan?
Aku menatap kosong ke wajah mama yang terlelap, mau mencium kening
saja, aku tak kuasa.. apalagi kalau harus membangunkan mama.
Tak kuasa.. karna aku malu kalau mama melihat aku menangis tersedu-sedu
Meski kenyataanya mama selalu lihat aku menangis..
karna bermusuhan dengan teman, patah hati, atau sekedar karna habis nonton drama korea
Ah, mama... selalu mama yang menyeka air mataku.
Tidak ada yang menggambarkan kedekatanku dengan mama..
Lebih dari sekedar ibu dan anak gadisnya.
Kami menyimpan banyak rahasia bersama,
Mama adalah tempatku berkeluh kesah begitu pula sebaliknya.
Mama selalu ikut serta dalam setiap pengambilan keputusan
Bahkan saat aku bingung harus makan atau mandi dulu.
Mama nggak pernah marah aku bangun siang
Mama nggak malu aku gak lolos ujian masuk PTN
Mama selalu jadi orang pertama yang mendukung dan memberi modal
untuk bisnis-bisnis ku yang ingin aku coba dan nggak pernah ditagih lagi.
Mama yang selalu belain aku kalau aku dimarahin papa waktu SMA dulu.
Mama yang selalu kasih masukan soal gambarku dan
Mama juga lah yang dari dulu menyeleksi cowok cowok yang ingin dekat sama aku.
Meskipun dulu aku ngelawan terus, mama ngga pernah bosan menegur, mengingatkan dan mendoakan supaya hatiku bisa luluh.
Pokoknya, nggak akan cukup kalau aku harus menceritakan tentang mama.
Mungkin, itulah yang membuat aku se-emosional ini kalau dengar lagu-lagu, puisi, cerita dan ceramah tentang ibu.
Karna.. Sebegitu luar biasanya sosok mama untuk aku.
Tidak hanya mama, papa juga tak kalah hebat.
Meskipun papa hobi ngarang cerita, punya bias politik, dan seringkali nyebelin
Tapi papa adalah sosok yang sangat inspiratif.
Mungkin nggak banyak yang tau, aku dekat sekali sama papa.
Waktu umurku lima, aku jadi tempat curhatnya
Aku sampai pernah tanya ke guru ngajiku, solusi apa yang sebaiknya aku beri ke papa supaya papa nggak sedih lagi.
Kemudian saat aku SD sampai SMP aku sering diajaknya ke mangga dua, lihat-lihat komputer rakitan, aku sering memperhatikanya memasang software dan hardware ini itu, sayangnya ingatan itu melekat cuma sedikit.
Lalu papa belikan aku CD-DVD permainan dan dia ajarin aku cara menginstallnya,
Papa belikan aku dan adiku PS2 dan seringkali kami main sampai pagi.
Papa juga sangat suportif, ketika tau aku mau jadi pebisnis
Seperti dirinya...
Tapi, justru waktu SMA aku sering bertengkar sama papa karna aku dan papa sama sama gak mau ngalah dan gak mau salah.. ah, terlalu banyak sesal yang berlalu begitu saja.
Aku memperhatikan wajah mereka yang sudah mulai banyak kerutanya, flek-hitam, dan rambutnya.. sudah mulai memutih
Aku mulai terenyuh, ada rasa sesal yang teramat sangat mengingat aku belum jadi apa apa dan siapa-siapa... ada ketakutan.. kalau kalau mereka dipanggil yang maha kuasa sebelum sempat aku bahagiakan...
Aku tidak siap dan tidak akan pernah siap!
Nanti siapa yang menyeka air mataku? Mengajariku mengemudi? Berdebat soal politik? Diskusi tentang berbagai masalah dan bergosip? Nanti siapa yang minta cariin baju di instagram? Siapa yang ajari aku ini itu?
Kepada siapa aku harus bersandar?
Mama, papa.. tadi malam aku tidak bisa tidur...
Aku menyadari betapa selama ini kalian sayang aku.. dan aku sayang kalian..
Mama, papa... tadi malam aku tidak bisa tidur...
Thursday, January 11, 2018
KOREAN STREET FOOD DI JOGJA!
Jogja itu bukan cuma surganya wisata alam dan budaya tapi juga kuliner.
selebihnya kalian bisa cari-cari lagi di google, atau kalo kalian punya rekomendasi kalian boleh comment dibawah!
sebenernya ada sih restoran yang lebih high end kayak sorae, dll. semoga aja suatu saat ada rezeki jadi bisa mampir kesana (hahaha) xo xad.
Nah, selama gue kuliah disini gue menemukan banyak sekali restoran, cafe, bistro, kaki lima, kios, dan sebagainya yang memanjakan lidah, dari mulai yang murah sampe yang agak sedikit mahal,
dari mulai yang khas jogja sampai kuliner mancanegara, kalian bisa nemu di jogja.
Kebetulan kemarin aku habis nonton vlog kuliner nya RiaSW
pas doi lagi di korea, doi jajan hotdog kentang, bibimbap, tteokpokki (bener gak sih gue nulisnya), dan banyak lagi yang lainya
but the good news is, kamu gak harus jauh-jauh ke korea, karna particularly di jogja udah banyak restoran yang jual korean fusion. Yay!
jadi, kalau kalian cari hotdog kentang kayak yang dimakan sama RiaSW kalian bisa ke warung mimilk di jalan candi gebang (persis didepan apotek K24) mereka jual hotdog kentang ini, terus susu murni juga, bisa dine in ataupun dibawa pulang, the price start from IDR 5000-15000
nah kemarin ini aku beli hotdog kentang yang small seharga IDR 5000 dan mozarella bites (kalo gak salah namanya itu) seharga IDR 15000
Selain di warunk mimilk, ada juga musiro korean fusion, dia jual ramyeon ala korea, tteokpokki, bibimbap, dan banyak lagi lainya,
aku kesana dua tahun lalu dan pesen ini (akupun lupa nama menu nya dan habisnya berapa)
dulu pesan tteokpokki juga toppingnya cheese tapi gak kefoto karna keburu laper hahaha
seingatku dulu ku makan berdua habisnya IDR60,000 atau sekitar IDR70,000 lah.
murah kan!
sebenernya ada sih restoran yang lebih high end kayak sorae, dll. semoga aja suatu saat ada rezeki jadi bisa mampir kesana (hahaha) xo xad.
Sunday, November 19, 2017
Random Talks with Yudho | "Cinta bisa ditumbuhkan" atau "Prilaku bisa berubah"
The best way to kill the time, is to enjoy it right?
Jadi kemarin itu gue ngobrol sama Yudho while nungguin film nya mulai, kita mau nonton justice league.
Filmnya mulai pukul 23.00 dan kita masih punya sekitar 30 menit. to avoid jajan jajan (beli popcorn dan junkfood lainya) karna kita lagi ngirit, (haha) akhirnya kita ngobrol-ngobrol aja sambil duduk-duduk di ruang tunggunya CGV gitu, dan tentunya sambil memperhatikan orang lalu lalang dan makan jajanan mereka (Sedih) hahaha.
Topik yang dibahas macam-macam dari nggak penting, sampe nggak penting banget.
Then, gue keinget pertanyaan tante gue di status facebook nya yang gue comment in the previous day.
My aunt write that yesterday, a man asked for her opinion, should he marry a girl who is "wifey-able" (lol is that even a word). this girl is a really nice figure but he doesn't love her at all (perhaps
he literally has no interest at all, no chemistry at all, towards this girl) uhh ohhh!
and it continues
"pria harus jatuh cinta. Wanita cukup percaya, kenapa ? karna pria akan banting tulang dan menjadi tameng, bayangkan kalau itu dilakukan tanpa pondasi tjintahh (re:cinta) betapa lelah dan sakitnya bertahan hidup
(i'm speechless now hahaha). lol, and when i leave a comment on her status, she gave me this question :
I can't tell what is my answer :p
yang jelas memang Islam, sudah membuat parameter untuk kriteria imam dalam rumah tangga,
tapi fenomena cinta buta, cinta mati, itu exist.
Yah, namanya cinta ya, susah sih kalo misalnya udah "insanely in love" gitu, Semua kecacatan dan kejahatan jadi tidak nampak, mungkin bukan karna 'cinta' nya sebenarnya (tapi nafsu), karna manusia sekarang suka me-rename nafsu dengan macam-macam terms.
Then, aku tanya ke Yudho, which one will you choose kalau jadi wanita, karna wanita hanya perlu "percaya".
percaya apakah cinta bisa ditumbuhkan seiring berjalanya waktu (setelah menikah) dengan good guy tersebut,
atau
percaya apakah behaviour (prilaku) si bad guy ini bisa berubah dengan besarnya cinta yang kita miliki (uuuuh)
okay.
so yudho answer issss...."...."
"i'll choose the suami-able person, soalnya dia udah punya husband material yang kayak mengayomi, menyayangi, menafkahi, nantinya juga dengan kasih sayang dia dan prilaku dia ke kamu, kamu bakal luluh, even tho it takes time. let's see.. di skenario yang akan terjadi setelah kamu menikah sama bad guy you insanely in love with, dia nggak punya husband material sama sekali dengann ego nya dia akan bisa nyiksa kamu lahir batin, it's going to harm you in long term, dia ga akan fikir panjang untuk nyakitin kamu meskipun kalian berdua in love.
Lagipula tidak ada yang bisa guarantee kalo bad guy ini bisa berubah, you can say it's also takes time, tapi realistically speaking, kebiasaan dan prilaku nya itu terbentuk entah sudah dari berapa lama, it also takes a lot of effort to change someone's behavior,
you gotta strive to make it happen.
Sedangkan di skenario ketika kamu dengan good guy you doesn't have any feelings for, at least dia nggak akan menyakiti kamu, dia akan memuliakan kamu, dan fikirkan gimana keturunan kalian, figur seorang ayah nantinya akan sangat penting. Therefore i'll choose the husband-able person."
gue : "emang ngga bisa ya kita dapet yang suami-able dan kita cinta"
"possibilities ada, tapi itu too good to be true"
hidup itu antara 'B'irth and 'D'eath wich is 'C' Choice.
jadi kalau kalian? pilih mana?
Saturday, October 7, 2017
Random Talks with Kiki Sahib | Awkarin Case "Kuliah x Karir"
Ada sesuatu yang menarik ketika gue hendak menulis obrolan gue dan kak Kiki tempo hari. Sebenarnya banyak topik yang gue dan kak Kiki bahas (maklum ya namanya juga cewek, dari ngomongin cowok, artis, pengalaman, cita-cita terus ujungnya jadi kemana-mana) nah, kenapa akhirnya gue mengangkat judul "kuliah x karir"?
kalian bisa baca dulu case yang gue screen shot dari salah satu akun instagram hate dibawah ini :

gue yakin pasti cara kalian merespon case diatas akan beragam, ada yang agree maupun disagree dengan si mbak selebgram yang katanya penghasilan nya 30 juta perhari tersebut.
disclaimer : akun hate tersebut muncul di bagian explore instagram gue, gue nggak nge-hate awkarin in anyway, gue pernah follow awkarin waktu gue masih SMA, if i'm not mistaken waktu itu dia masih bergaya "cute but psycho". gue follow dia sampai waktu dia mulai sering bikin vlog dan mini video di youtube which masih pacaran sama Gaga Muhammad. Gue suka cara dia me-manage feeds instagram nya dan menurut gue dia juga memiliki taste of fashion yang bagus. Meskipun akhirnya gue unfollow dia karna in my opinion, makin kesini she tends to get public attention by controversy. (itu thoughts gue loh boleh setuju boleh enggak)
Jadi, mbak selebgram ini berpendapat bahwa the reasons why orang-orang mengenyam pendidikan saat ini adalah demi gelar dan mencari pekerjaan semata. Ia menganggap dirinya tidak butuh itu karna dia sudah punya huge income dari endorsement dan popularitasnya.
i regret her opinion, alasan paling mendasarnya adalah karna pahlawan pendidikan kita in historical context, udah berjuang mati-matian supaya generasi kita ini bisa bersekolah, menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan setinggi-tingginya supaya kita bebas dari penjajahan. Mereka sadar, masa depan bangsa ini ada ditangan kita, generasi penerusnya. Terus si mbak ini datang dengan santainya bilang "kuliah di indonesia itu pembodohan, kuliah itu nggak perlu karna goals dari kuliah, which is mendapat penghasilan, sudah bisa saya capai." atau bahkan dengan arogan nya melontarkan pendapat bahwa penghasilan dia jauh lebih besar ketimbang orang-orang yang saat ini punya tittle dan kerja formal.
girl, please.. realistically speaking. lo nggak akan selama nya juga jadi selebgram.
Gue jadi inget motion di National University Debating Championship tingkat nasional yang baru beberapa bulan lalu gue ikuti "TH as Millenial, Would uninstall instagram from our phones"
hehe, cerita sedikit. Gue jadi closing goverment, got fourth rank karna basically harms nya instagram udah dibawa semua sama opening goverment, tentang false expectation dan un-genuine nya kids jaman now yang jadi korban instagram.
waktu minta constructive feed back, (waktu itu chair nya kak Rivan (kalo gak salah))
Dia bilang "lo bisa jelasin, kenapa akhirnya yang jadi korban justru millenial yang merasa selebgram itu sendiri, kenapa? karna mereka trapped into a perceptions, bahwa karir mereka sebagai selebgram dan penghasilan yang mereka dapat sekarang itu sustainable"
nah! melihat case ini gue jadi inget akan hal itu. Kasihan juga sih si mbak selebgram ini, jadi menganggap pekerjaan dia yang sekarang ini memberikan penghasilan yang tetap. Padahal orang-orang bisa unfollow dia kapan aja, bisa lupain nama nya kapan aja, dan awkarin-awkarin lainya yang lebih potential bisa muncul kapan saja.
Dan alasan kedua yang tidak kalah penting adalah, penggemar mbak ini cukup banyak dan rata-rata anak sekolahan, bisa dibayangin dong kalo misal mbak ini berbicara kepada media bahwa kuliah di indonesia semacam pembodohan dan mahasiswa yang dia katakan "exceptions" hanya 1%
bagaimana nantinya adik-adik kita akan perceived pendidikan?
bagaiman jika suatu saat mereka menolak berkuliah dan bilang ke orang tua mereka untuk jadi selebgram aja?
mau dibawa kemana Indonesia raya kalau generasi muda nya sudah menolak untuk menjadi terdidik?
Menariknya, how Awkarin perceived education, pernah juga dialami oleh gadis cantik lulusan UPN Veteran Yogyakarta jurusan Hubungan Internasional, yang kini berprofesi sebagai model dan make up artist. Sebut saja Kiki.
(kalian bisa lihat-lihat portofolionya di instagram @kikisahib @kikisahibmua )
kalau diceritain dari awal gimana bisa kenal dan akrab sama kak Kiki, nanti kalian ngantuk baca blog post kali ini. So langsung aja
Jadi,, pertemuan kita tempo hari adalah karna kak Kiki sedang dalam proses menulis tulisan yang nantinya akan di post di blog pribadinya, ia butuh sumber supaya tulisan nya objektif.
And i'm so excited that i was the one who is choosen to be interviewed.
Setelah selesai interview kita ngobrol banyak seputar kuliah dan pengalaman kak Kiki selepas wisuda.
"dulu tuh ri, aku nggak pernah ada fikiran untuk kuliah!" seru nya.
"aku bilang sama papa dan mamaku kalau aku maunya ikut sanggar atau kursus apa aja yang jadi hobi aku, dulu kan lagi senang-senangnya nge-dance tuh ya, nah aku tuh maunya nari aja"
sempat kaget juga sih "serius ka? terus gimana respon orang tua kakak?" tanyaku, soalnya kalo aku bilang gitu ke orang tuaku yang ada aku di jodohin terus disuruh nikah.
"iya ri, terus papaku jelasin begini"
"sekarang begini ya, mama dan papa nggak akan ada selamanya untuk kamu, meskipun ada saudara, kamu yakin mau ngerepotin kakak dan saudaramu nantinya? Kamu tidak bisa mengandalkan hanya skill yang kamu miliki, sekarang S1 itu penting, mana tahu nanti jaman kamu S2 lebih penting. Kuliah itu yang dilihat proses nya, kamu nggak cuma belajar ilmu-ilmu yang berkaitan sama jurusan mu aja, kamu akan melihat lingkungan yang lebih luas dan bertemu berbagai macam orang"
"nah akhirnya dari situ aku setuju untuk kuliah, sayangnya aku nggak pernah dapat jurusan yang ku pingin, aku kan pingin banget ambil sastra inggris tuh, yaudah karna denger-denger HI juga ada unsur bahasa inggrisnya dan lebih luas ya tentang politik bisnis dan yah namanya juga HI kan, relasi dengan luar negeri. Jadi deh aku ambil HI. Bisa dibilang aku juga ngasal ngambil jurusan HI"
Gue setuju banget sama nasihat dari ayah nya Kak Kiki, dunia akan semakin dinamis kedepan nya dan satu satunya yang bisa kita lakukan adalah keluar dari zona nyaman, hebatnya Kak Kiki, meskipun seringkali merasa salah jurusan dan asal pilih, tapi dia bisa survive bahkan lulus cumlaude!
Kalau soal mahasiswa exceptions , gue dan ka Kiki juga kemarin sempat membahas soal ini
yang dimaksud Karin sebagain exceptions adalah mahasiswa yang tidak biasa-biasa.
Mungkin dia belum pernah melihat orang-orang yang bisa berbisnis sambil mengejar gelar sarjana, yang sudah meniti karir meskipun masih berstatus mahasiswa.
justru lingkungan perkuliahan adalah lahan baru bagi mahsiswa mahasiswa exceptions tadi, untuk memperbanyak relasi dan pengalaman, sebagai yang juga berkarir sambil bersekolah
gue dan kak Kiki setuju bahwa hobi bisa dijadikan sampingan, menekuni keduanya bukan hal mudah tapi bukan juga tidak mungkin kalau berjalan beriringan.
jadi bukan berarti karir menghambat sekolah dan sekolah menghambat karir itu sendiri, bukan berarti juga orientasi seseorang bersekolah adalah sekedar bisa bekerja kantoran, bukan.
it's much more than that.
we're chasing tittle for prestige? exactly, karna dengan itu kita tidak bisa diremehkan,
dengan itu kita bisa meyakinkan seseorang pada first impression bahwa kita master dibidang yang kita offer, tapi bukan berarti sebatas itu saja. gelar sarjana menurut kami juga bentuk dari tanggung jawab.
Ka Kiki bilang, bisa aja sampai di jogja kita nggak kuliah semestinya, bisa saja ia memfokuskan diri hanya dibidang yang ia ingini : makeup, tapi pendidikan adalah tanggung jawab terhadap orang tua yang sudah membesarkan kita, dan pasti ingin anaknya punya derajat yang tinggi
dan dari situlah menurut ku pula derajat yang tinggi cuma bisa didapat dengan menimba ilmu
dan mengamalkan ilmu tersebut.
Mungkin ada juga yang mau berkarir dulu baru kuliah karna issues yang dihadapi orang berbeda-beda dan menurut gue itu sah-sah aja, fitrah manusia adalah untuk terus berusaha sambil berdoa, selama ada intention untuk mengembangkan diri dan selalu belajar mau sekolah dulu baru karir, sebaliknya, atau berbarengan keduanya, yang penting adalah kemauan dari dalam diri.
it's an irony kalau karna merasa sudah bisa cari uang terus merasa tidak butuh ilmu, atau hanya berorientasi sama ilmu aja tapi nggak diamalkan, padahal sebaik-baiknya ilmu adalah yang bermanfaat untuk banyak orang.
parameter sukses bisa berbeda-beda in each persons.
Gitasav merasa sukses adalah ketika kita bisa bermanfaat untuk orang banyak, dan kak Kiki berpendapat sukses adalah ketika kita mendapat apresiasi dari orang lain.
ada juga pasti yang bilang sukses kalau sudah setajir artis hollywood, maupun punya jabatan tinggi.
Menurutku, sukses adalah ketika kita bisa membantu orang lain
mendefinisikan sukses versi mereka sendiri.
Jadi kalau menurut kalian sendiri gimana?
kalian bisa baca dulu case yang gue screen shot dari salah satu akun instagram hate dibawah ini :

gue yakin pasti cara kalian merespon case diatas akan beragam, ada yang agree maupun disagree dengan si mbak selebgram yang katanya penghasilan nya 30 juta perhari tersebut.
disclaimer : akun hate tersebut muncul di bagian explore instagram gue, gue nggak nge-hate awkarin in anyway, gue pernah follow awkarin waktu gue masih SMA, if i'm not mistaken waktu itu dia masih bergaya "cute but psycho". gue follow dia sampai waktu dia mulai sering bikin vlog dan mini video di youtube which masih pacaran sama Gaga Muhammad. Gue suka cara dia me-manage feeds instagram nya dan menurut gue dia juga memiliki taste of fashion yang bagus. Meskipun akhirnya gue unfollow dia karna in my opinion, makin kesini she tends to get public attention by controversy. (itu thoughts gue loh boleh setuju boleh enggak)
Jadi, mbak selebgram ini berpendapat bahwa the reasons why orang-orang mengenyam pendidikan saat ini adalah demi gelar dan mencari pekerjaan semata. Ia menganggap dirinya tidak butuh itu karna dia sudah punya huge income dari endorsement dan popularitasnya.
i regret her opinion, alasan paling mendasarnya adalah karna pahlawan pendidikan kita in historical context, udah berjuang mati-matian supaya generasi kita ini bisa bersekolah, menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan setinggi-tingginya supaya kita bebas dari penjajahan. Mereka sadar, masa depan bangsa ini ada ditangan kita, generasi penerusnya. Terus si mbak ini datang dengan santainya bilang "kuliah di indonesia itu pembodohan, kuliah itu nggak perlu karna goals dari kuliah, which is mendapat penghasilan, sudah bisa saya capai." atau bahkan dengan arogan nya melontarkan pendapat bahwa penghasilan dia jauh lebih besar ketimbang orang-orang yang saat ini punya tittle dan kerja formal.
girl, please.. realistically speaking. lo nggak akan selama nya juga jadi selebgram.
Gue jadi inget motion di National University Debating Championship tingkat nasional yang baru beberapa bulan lalu gue ikuti "TH as Millenial, Would uninstall instagram from our phones"
hehe, cerita sedikit. Gue jadi closing goverment, got fourth rank karna basically harms nya instagram udah dibawa semua sama opening goverment, tentang false expectation dan un-genuine nya kids jaman now yang jadi korban instagram.
waktu minta constructive feed back, (waktu itu chair nya kak Rivan (kalo gak salah))
Dia bilang "lo bisa jelasin, kenapa akhirnya yang jadi korban justru millenial yang merasa selebgram itu sendiri, kenapa? karna mereka trapped into a perceptions, bahwa karir mereka sebagai selebgram dan penghasilan yang mereka dapat sekarang itu sustainable"
nah! melihat case ini gue jadi inget akan hal itu. Kasihan juga sih si mbak selebgram ini, jadi menganggap pekerjaan dia yang sekarang ini memberikan penghasilan yang tetap. Padahal orang-orang bisa unfollow dia kapan aja, bisa lupain nama nya kapan aja, dan awkarin-awkarin lainya yang lebih potential bisa muncul kapan saja.
Dan alasan kedua yang tidak kalah penting adalah, penggemar mbak ini cukup banyak dan rata-rata anak sekolahan, bisa dibayangin dong kalo misal mbak ini berbicara kepada media bahwa kuliah di indonesia semacam pembodohan dan mahasiswa yang dia katakan "exceptions" hanya 1%
bagaimana nantinya adik-adik kita akan perceived pendidikan?
bagaiman jika suatu saat mereka menolak berkuliah dan bilang ke orang tua mereka untuk jadi selebgram aja?
mau dibawa kemana Indonesia raya kalau generasi muda nya sudah menolak untuk menjadi terdidik?
Menariknya, how Awkarin perceived education, pernah juga dialami oleh gadis cantik lulusan UPN Veteran Yogyakarta jurusan Hubungan Internasional, yang kini berprofesi sebagai model dan make up artist. Sebut saja Kiki.
(kalian bisa lihat-lihat portofolionya di instagram @kikisahib @kikisahibmua )
kalau diceritain dari awal gimana bisa kenal dan akrab sama kak Kiki, nanti kalian ngantuk baca blog post kali ini. So langsung aja
Jadi,, pertemuan kita tempo hari adalah karna kak Kiki sedang dalam proses menulis tulisan yang nantinya akan di post di blog pribadinya, ia butuh sumber supaya tulisan nya objektif.
And i'm so excited that i was the one who is choosen to be interviewed.
Setelah selesai interview kita ngobrol banyak seputar kuliah dan pengalaman kak Kiki selepas wisuda.
"dulu tuh ri, aku nggak pernah ada fikiran untuk kuliah!" seru nya.
"aku bilang sama papa dan mamaku kalau aku maunya ikut sanggar atau kursus apa aja yang jadi hobi aku, dulu kan lagi senang-senangnya nge-dance tuh ya, nah aku tuh maunya nari aja"
sempat kaget juga sih "serius ka? terus gimana respon orang tua kakak?" tanyaku, soalnya kalo aku bilang gitu ke orang tuaku yang ada aku di jodohin terus disuruh nikah.
"iya ri, terus papaku jelasin begini"
"sekarang begini ya, mama dan papa nggak akan ada selamanya untuk kamu, meskipun ada saudara, kamu yakin mau ngerepotin kakak dan saudaramu nantinya? Kamu tidak bisa mengandalkan hanya skill yang kamu miliki, sekarang S1 itu penting, mana tahu nanti jaman kamu S2 lebih penting. Kuliah itu yang dilihat proses nya, kamu nggak cuma belajar ilmu-ilmu yang berkaitan sama jurusan mu aja, kamu akan melihat lingkungan yang lebih luas dan bertemu berbagai macam orang"
"nah akhirnya dari situ aku setuju untuk kuliah, sayangnya aku nggak pernah dapat jurusan yang ku pingin, aku kan pingin banget ambil sastra inggris tuh, yaudah karna denger-denger HI juga ada unsur bahasa inggrisnya dan lebih luas ya tentang politik bisnis dan yah namanya juga HI kan, relasi dengan luar negeri. Jadi deh aku ambil HI. Bisa dibilang aku juga ngasal ngambil jurusan HI"
Gue setuju banget sama nasihat dari ayah nya Kak Kiki, dunia akan semakin dinamis kedepan nya dan satu satunya yang bisa kita lakukan adalah keluar dari zona nyaman, hebatnya Kak Kiki, meskipun seringkali merasa salah jurusan dan asal pilih, tapi dia bisa survive bahkan lulus cumlaude!
Kalau soal mahasiswa exceptions , gue dan ka Kiki juga kemarin sempat membahas soal ini
yang dimaksud Karin sebagain exceptions adalah mahasiswa yang tidak biasa-biasa.
Mungkin dia belum pernah melihat orang-orang yang bisa berbisnis sambil mengejar gelar sarjana, yang sudah meniti karir meskipun masih berstatus mahasiswa.
justru lingkungan perkuliahan adalah lahan baru bagi mahsiswa mahasiswa exceptions tadi, untuk memperbanyak relasi dan pengalaman, sebagai yang juga berkarir sambil bersekolah
gue dan kak Kiki setuju bahwa hobi bisa dijadikan sampingan, menekuni keduanya bukan hal mudah tapi bukan juga tidak mungkin kalau berjalan beriringan.
jadi bukan berarti karir menghambat sekolah dan sekolah menghambat karir itu sendiri, bukan berarti juga orientasi seseorang bersekolah adalah sekedar bisa bekerja kantoran, bukan.
it's much more than that.
we're chasing tittle for prestige? exactly, karna dengan itu kita tidak bisa diremehkan,
dengan itu kita bisa meyakinkan seseorang pada first impression bahwa kita master dibidang yang kita offer, tapi bukan berarti sebatas itu saja. gelar sarjana menurut kami juga bentuk dari tanggung jawab.
Ka Kiki bilang, bisa aja sampai di jogja kita nggak kuliah semestinya, bisa saja ia memfokuskan diri hanya dibidang yang ia ingini : makeup, tapi pendidikan adalah tanggung jawab terhadap orang tua yang sudah membesarkan kita, dan pasti ingin anaknya punya derajat yang tinggi
dan dari situlah menurut ku pula derajat yang tinggi cuma bisa didapat dengan menimba ilmu
dan mengamalkan ilmu tersebut.
Mungkin ada juga yang mau berkarir dulu baru kuliah karna issues yang dihadapi orang berbeda-beda dan menurut gue itu sah-sah aja, fitrah manusia adalah untuk terus berusaha sambil berdoa, selama ada intention untuk mengembangkan diri dan selalu belajar mau sekolah dulu baru karir, sebaliknya, atau berbarengan keduanya, yang penting adalah kemauan dari dalam diri.
it's an irony kalau karna merasa sudah bisa cari uang terus merasa tidak butuh ilmu, atau hanya berorientasi sama ilmu aja tapi nggak diamalkan, padahal sebaik-baiknya ilmu adalah yang bermanfaat untuk banyak orang.
parameter sukses bisa berbeda-beda in each persons.
Gitasav merasa sukses adalah ketika kita bisa bermanfaat untuk orang banyak, dan kak Kiki berpendapat sukses adalah ketika kita mendapat apresiasi dari orang lain.
ada juga pasti yang bilang sukses kalau sudah setajir artis hollywood, maupun punya jabatan tinggi.
Menurutku, sukses adalah ketika kita bisa membantu orang lain
mendefinisikan sukses versi mereka sendiri.
Jadi kalau menurut kalian sendiri gimana?
Subscribe to:
Posts (Atom)