Thursday, February 22, 2018

Random Talks | STOP NYAMA-NYAMAIN ORANG!

gue ketrigger untuk nulis postingan ini karna ada suatu kasus dimana salah seorang temen  gue  curhat tentang dosen di kampusnya yang hobi generalized orang, terlebih lagi cara dia menyampaikan ideanya di media sangat offensive
and i was kind of... 'prihatin' karna individu ini semakin menambah living proof bahwa dengan mengenyam pendidikan tinggi, dengan kemajuan teknologi, tidak serta merta menjadikan seseorang pintar dan bijak dalam bertindak.

Meskipun pada awalnya gue juga adalah seorang yang waktu putus cinta berfikir bahwa "ah semua cowok sama aja, brengsek" atau "pantesan aja si A begini orang asalnya dari suku ini". Namun semakin gue bertumbuh, pergi ke banyak tempat dan bertemu banyak orang gue makin sadar  bahwa kita tidak hidup di masyarakat yang hitam dan putih, ada sebuah spektrum di masyarakat kita.
inilah kenapa gue sangat amat menentang seseorang yang menyamaratakan semua hal terutama sifat dan behavior manusia.

Jadi awal kejadianya temen gue pernah mendapati salah seorang dosenya, mengunggah snapgram berisi vidio dia dan temanya yang sedang makan pop mie dengan tulisan "pantesan remed, makananya micin terus sih" intinya gitu. Padahal temen gue itu belum tidur dan makan karna dia harus kuliah sambil kerja dan diwaktu yang sempit dan cuaca yang buruk cuma ada pop mie untuk dimakan

ini juga adalah hal yang gue sesalkan, kenapa ada orang yang hobi spying (menguntit)?
tau gak? kalau orang yang kalian unggah foto atau vidionya itu tau dan gak terima kalian bisa kena sanksi yang gak main-main loh!
despite of memikirkan kenyamanan orang lain, kalian harus punya second thought untuk misalnya vidioin aktifitas orang karna kalian gak tau apa yang sudah dialami orang itu. Seperti teman gue itu contohnya. Please just be respectful to others.

Kemudian karna teman gue merasa tindakan dosenya tidak benar, akhirnya ia mengunggah sebuah teguran yang indirectly ditunjukan bagi dosenya tersebut, dimana menurut gue caranya dia masih sopan dan bisa diterima, tidak ada kata-kata kasar maupun niatan mengintimidasi

namun kemudian, setelah dosenya notice kalo dia disindir dan dosenya tersinggung, dosenya membalas dengan  mengunggah juga sesuatu yang mengandung unsur sarcasticism.
ia mengunggah entah opini atau asumsi dari seorang ahli psychologist, gue lupa siapa namanya, berisikan gini "orang-orang yang suka bergonta ganti warna rambut menurut riset adalah orang-orang yang memiliki kecendrungan lebih, mengidap mental illness"
dan sangat-sangat kebetulan, temen gue ini suka gonta ganti warna rambut.

Gue ke-trigger karna
1.dia adalah dosen, which is masih 'guru' yang kalo kata dilan akan digugu dan ditiru, kebiasaan menguntit orang yang gak dia kenal adalah contoh yang necessarily bad, untuk murid-muridnya maupun followers dia yang lain.
2.dengan studi kasus dari si ahli psikologi tersebut, ia men-generalisasi semua orang dengan kebiasaan bergonta ganti warna rambut itu punya gangguan kejiwaan.
Padahal studi mengenai manusia itu  sangat kompleks, okay.. i do not take any specific studies about humans or their behavior, tapi cukup dari pengalaman  gue bertemu banyak orang, gue sudah cukup paham bahwa nggak ada ilmu pasti yang bisa nge-define humans.
bahkan tes kepribadian aja yang tadinya cuma introvert extrovert sekarang semakin berkembang. So what does it tells you? it tells you that humans are different one another, unpredictable, and unique.

asumsi dan hasil riset mengenai manusia semuanya adalah kecendrungan, mereka mengambil sample dari beberapa manusia dengan latar belakang tertentu, di komunitas tertentu. Even if it's true, dan ada kecendrungan dalam diri manusia tersebut yang membutktikan hasil riset itu  benar, tapi mempelajari manusia tidak sesederhana itu. Dan karna satu manusia, satu komunitas atau kelompok bertindak dan memiliki kecendrungan demikian, belum tentu semua manusia sama seperti itu.
Karna itu tadi,
mereka unpredictable
bisa jadi hari ini A  besok B, and so on and so far.
Correct me if i'm wrong, tapi sejauh yang gue tau bahkan empirisme dalam ilmu filsafat menerangkan bahwa pengetahuan datang dari pengalaman manusia dan menolak bahwa itu semua datang dari fitrah yang dibawa oleh mereka sejak lahir.
More over, mempelajari kepribadian seseorang tidaklah seperti mempelajari sains
yang hasilnya sudah pasti, bisa dihitung dan diprediksi. it's very hard to understand the  complexity of people, jangankan coba mempelajari orang, emang yakin? kalo lo sendiri udah mengenal diri lo dengan baik?
Itulah kenapa, it's very regretful to see those kinds of people. Yang suka generalized orang seenak jidat..

Well, gue gak expect people untuk sependapat dengan gue
Cause basically... di masyarakat yang consist of various background and perspectives ini
Perbedaan pendapat sangat lumrah terjadi, tetapi ketika kita memaksakan pendapat kita terhadap  orang lain, sehingga orang lain bisa berpendapat sama dan terjadi keseragaman cara pandang, menurut gue personally disitulah  ketidak lumarahan itu terjadi.
Gue bersyukur bahwa gue tumbuh di lingkungan yang tidak toxic, the decision that i made bukanlah hasil dari tekanan society, tapi we need to acknowledge bahwa masih ada banyak lingkungan  yang mungkin didalamnya melekat stigma-stigma yang berpengaruh pada keputusan yang diambil seseorang hingga meng-shape dia menjadi individuals yang juga stigmatis.
Seperti  melihat bahwa depresi berarti gila, kalau mau sukses harus jadi dokter atau insinyur, wanita tidak capable untuk memimpin dan menuntut ilmu karna nanti nggak ada yang mau nikahin dia karna laki-laku pada minder deketin dia (the hell, this is the most ridiculous thing i've ever heard) dan banyak lagi beliefs di masyarakat yang tercipta akibat anggapan-anggapan yang 'mungkin' benar pada masanya.
ketika informasi sangat minim, kemajuan teknologi belum sepesat saat ini, dan industri kreatif belum berkembang.

Gue tidak mempersalahkan adat maupun sistem yang tercipta di masyarakat sejak lama sehingga menanamkan gagasan-gagasan yang ada di masyarakat saat ini. Gue berpendapat bahwa nggak bisa selamanya kita berpegang pada gagasan-gagasan tersebut seiring berjalanya waktu dan berkembangnya zaman, karna gagasan-gagasan tersebut sudah tidak lagi valid dan relevan.

Segitu dulu, correct me if i'm wrong, thankyou udah baca dan mampir ke blog ini :)

Friday, February 9, 2018

Mama, tadi malam aku sulit tidur.

Mama, tadi malam aku sulit tidur.
Aku menangis, tidak tau menangisi apa.
Entah, meratapi dosa-dosa ku kepada mama, membayangkan sesuatu yang buruk terjadi
pada mama dan papa, ataukah karna berat rasanya aku kembali ke perantauan?

Aku menatap kosong ke wajah mama yang terlelap, mau mencium kening
saja, aku tak kuasa.. apalagi kalau harus membangunkan mama.
Tak kuasa.. karna aku malu kalau mama melihat aku menangis tersedu-sedu
Meski kenyataanya mama selalu lihat aku menangis..
karna bermusuhan dengan teman, patah hati, atau sekedar karna habis nonton drama korea
Ah, mama... selalu mama yang menyeka air mataku.

Tidak ada yang menggambarkan kedekatanku dengan mama..
Lebih dari sekedar ibu dan anak gadisnya.
Kami menyimpan banyak rahasia bersama,
Mama adalah tempatku berkeluh kesah begitu pula sebaliknya.
Mama selalu ikut serta dalam setiap pengambilan keputusan
Bahkan saat aku bingung harus makan atau mandi dulu.

Mama nggak pernah marah aku bangun siang
Mama nggak malu aku gak lolos ujian masuk PTN
Mama selalu jadi orang pertama yang mendukung dan memberi modal
untuk bisnis-bisnis ku yang ingin aku coba dan nggak pernah ditagih lagi.
Mama yang selalu belain aku kalau aku dimarahin papa waktu SMA dulu.
Mama yang selalu kasih masukan soal gambarku dan
Mama juga lah yang dari dulu menyeleksi cowok cowok yang ingin dekat sama aku.

Meskipun dulu aku ngelawan terus, mama ngga pernah bosan menegur, mengingatkan dan mendoakan supaya hatiku bisa luluh.
Pokoknya, nggak akan cukup kalau aku harus menceritakan tentang mama.
Mungkin, itulah yang membuat aku se-emosional ini kalau dengar lagu-lagu, puisi, cerita dan ceramah tentang ibu.
Karna.. Sebegitu luar biasanya sosok mama untuk aku.

Tidak hanya mama, papa juga tak kalah hebat.
Meskipun papa hobi ngarang cerita, punya bias politik, dan seringkali nyebelin
Tapi papa adalah sosok yang sangat inspiratif.
Mungkin nggak banyak yang tau, aku dekat sekali sama papa.
Waktu umurku lima, aku jadi tempat curhatnya
Aku sampai pernah tanya ke guru ngajiku, solusi apa yang sebaiknya aku beri ke papa supaya papa nggak sedih lagi.
Kemudian saat aku SD sampai SMP aku sering diajaknya ke mangga dua, lihat-lihat komputer rakitan, aku sering memperhatikanya memasang software dan hardware ini itu, sayangnya ingatan itu melekat cuma sedikit.
Lalu papa belikan aku CD-DVD permainan dan dia ajarin aku cara menginstallnya,
Papa belikan aku dan adiku PS2 dan seringkali kami main sampai pagi.

Papa juga sangat suportif, ketika tau aku mau jadi pebisnis
Seperti dirinya...
Tapi, justru waktu SMA aku sering bertengkar sama papa karna aku dan papa sama sama gak mau ngalah dan gak mau salah.. ah, terlalu banyak sesal yang berlalu begitu saja.

Aku memperhatikan wajah mereka yang sudah mulai banyak kerutanya, flek-hitam, dan rambutnya.. sudah mulai memutih
Aku mulai terenyuh, ada rasa sesal yang teramat sangat mengingat aku belum jadi apa apa dan siapa-siapa... ada ketakutan.. kalau kalau mereka dipanggil yang maha kuasa sebelum sempat aku bahagiakan...
Aku tidak siap dan tidak akan pernah siap!
Nanti siapa yang menyeka air mataku? Mengajariku mengemudi? Berdebat soal politik? Diskusi tentang berbagai masalah dan bergosip? Nanti siapa yang minta cariin baju di instagram? Siapa yang ajari aku ini itu?
Kepada siapa aku harus bersandar?

Mama, papa.. tadi malam aku tidak bisa tidur...
Aku menyadari betapa selama ini kalian sayang aku.. dan aku sayang kalian..
Mama, papa... tadi malam aku tidak bisa tidur...

Search This Blog